Perbedaan Kepribadian dan Karakter – Banyak orang masih bingung dengan perbedaan kepribadian dan karakter.
Misalnya, kejujuran. Apakah itu merupakan karakter, atau sebenarnya bagian dari kepribadian seseorang?
Apakah ada tipe-tipe kepribadian tertentu yang cenderung lebih jujur daripada yang lain?
Untuk memahami perbedaan kepribadian dan karakter, kita perlu lebih dulu mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan karakter dan apa kepribadian itu sendiri.
Perbedaan Kepribadian dan Karakter
Kepribadian atau personality adalah kecenderungan kita dalam bersikap dan melakukan sesuatu. Umumnya kepribadian mudah terlihat karena cenderung nampak dan muncul dengan spontan.
Selain itu, kepribadian bersifat netral dan tidak valuatif. Misalnya, ekstrovert atau introvert. Kita tidak bisa menilai apakah ekstrovert itu bagus atau jelek karena valuenya netral.
Lalu, kepribadian juga umumnya dimiliki oleh sekelompok orang tertentu yang belum tentu dimiliki oleh kelompok yang lain.
Sedangkan karakter, adalah sesuatu yang muncul akibat hal yang dilakukan secara berulang-ulang dan umumnya memiliki value tertentu.
Misalnya, kejujuran, kita akan menganggapnya masuk ke dalam kategori karakter karena semua tipe kepribadian apapun sebenarnya bisa jujur dan bisa juga tidak jujur.
Artinya, karakter adalah sebuah kualitas yang dibentuk dengan sengaja dan bisa dicapai oleh siapapun, apapun jenis kepribadian orang itu. Artinya, karakter bisa dimiliki semua orang tanpa membedakan kelompok tipikalnya.
Kita ambil contoh lain. Pemarah. Apakah ini termasuk karakter atau kepribadian?
Pemarah tergolong ke dalam karakter karena sebenarnya tipe kepribadian apapun bisa menjadi pemarah.
Hanya saja, yang membuat orang sering bingung adalah, ada tipe-tipe kepribadian tertentu yang memiliki kecenderungan lebih ekspresif dalam MENGUNGKAPKAN kemarahannya, sehingga terkesan lebih terlihat pemarah dibanding yang lain.
Tetapi sebenarnya yang membedakan ada di kecenderungan dalam cara mengungkapkan kemarahannya.
Apakah Mungkin Kepribadian Menjadi Karakter?
Nah, kebingungan semakin meluas ketika pertanyaan ini diajukan. Karena orang seringkali mencampur keduanya menjadi satu. Misalnya, ada orang yang kepribadiannya senang bergaul dan bersosialisasi.
Orang ini cenderung bersemangat untuk berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain. Dia juga cenderung menunjukkan keceriaan dan semangat ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain. Lalu, dengan segera, orang mengambil kesimpulan bahwa dia adalah orang yang BAIK HATI.
Padahal, apa yang ditunjukkan oleh orang itu adalah kepribadiannya yang sosial dan interaktif. Tapi orang lain menganggapnya memiliki karakter baik hati.
Padahal, kalau kita kembali kepada definisi yang kita pelajari sebelumnya. Semua orang apapun kepribadiannya, bisa menjadi baik hati. Hanya saja, cara mereka mengekspresikan kebaikan hati mereka bisa melalui bentuk yang berbeda-beda. Itulah karakter.
Tapi pertanyaannya, apakah semua orang bisa menjadi sosial dan interaktif ketika bergaul dengan orang lain?
Belum tentu, karena itu berpulang kepada tipikal kepribadian seseorang. Itu sebabnya, kita harus bisa memisahkan yang mana sebenarnya sikap kepribadian, dan yang mana yang berupa karakter.
Apakah Kepribadian Lebih Penting?
Apakah betul kepribadian lebih menentukan keberhasilan seseorang? Ataukah karakter yang lebih penting? Pemikiran kita seringkali memisahkan antara A atau B, padahal dalam kasus-kasus nyata kehidupan, ada hal-hal yang tidak bisa dipisahkan secara literal A dan B’nya.
Begitu pula dengan peran kepribadian dan karakter. Sebagian orang menyatakan karakter adalah di atas segala-galanya. Karena karakter menunjukkan kualitas seorang manusia yang sesungguhnya.
Jika konteks memandang kita dari atas dasar moralitas, maka ya, karakter yang baik jelas lebih penting dari segalanya.
Tetapi, jika kita mengukur dari sudut pandang lain, misalnya pencapaian karir, kebahagiaan dalam pernikahan, cara membesarkan anak, hubungan pertemanan, dan sebagainya.
Maka, antara kepribadian dan karakter sama-sama dibutuhkan. Keduanya berjalan bersama dan saling membutuhkan satu sama lain. Misalnya, dalam hubungan pertemanan, karakter setia kawan adalah penting.
Namun, berbeda kepribadian, berbeda pula dalam menunjukkan dan mengungkapkan kesetiakawanan mereka.
Sebagian orang menunjukkan kesetiakawanan lewat kehadiran yang intens, keterlibatan aktif dalam hidup temannya, dan ekspresi yang tampak nyata.
Sebagian lebih kelihatan pasif namun kalau urusan berkorban buat teman, dia siap melakukannya lebih dari yang lain. Keduanya memiliki channel yang berbeda dalam mengungkapkan kesetiakawanan mereka.
Disinilah kalau kita tidak memiliki kedewasaan dalam mengelola titik-titik kepribadian kita, maka kita bisa saja disalahpahami dan orang belum tentu bisa mengetahui kualitas karakter kita.
Itu sebabnya memahami dan mengelola kepribadian kita juga sama pentingnya seperti kita mengasah karakter kita.