Toleransi Masyarakat Suku Tengger – Salah satu tujuan wisata di Jawa Timur yang terkenal karena keindahan alamnya adalah Gunung Bromo.
Gunung Bromo terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Malang, Jawa timur.
Kawasan Tengger dihuni oleh satu suku bangsa yang sangat kuat adat istiadatnya. Suku bangsa itu adalah suku Tengger.
Toleransi dalam Kehidupan Beragama Suku Tengger
Masyarakat suku Tengger merupakan keturunan Kerajaan Majapahit, sehingga mayoritas menganut agama Hindu.
Namun, seiring perkembangan zaman, masyarakat Tengger juga sudah menganut agama-agama lain, seperti lslam, Kristen, dan Buddha. Meskipun telah banyak agama yang berkembang di kawasan Tengger, tetapi tidak sekalipun terjadi bentrokan di antara warganya, terutama yang menyangkut dengan masalah agama dan kepercayaan.
Masyarakat Tengger selama ini terkenal sebagai warga yang santun, rukun, patuh, dan menjunjung tinggi tradisi budaya leluhur. Mereka saling menghormati dan mengasihi, termasuk dalam menjalankan kehidupan beragama. Toleransi beragama tertanam kuat di kalangan masyarakat Tengger.
Kehidupan berdampingan dalam beragama dapat terlihat di salah satu desa yang terdapat di kawasan Tengger, yaitu Desa Ngadas. Desa Ngadas merupakan salah satu dari 36 desa di Tengger dan berada pada ketinggian mencapai 2.200 mdpl.
Di desa ini terdapat tiga agama yang setiap harinya hidup berdampingan yaitu lslam, Hindu, dan Buddha. Tidak hanya hidup berdampingan, tempat beribadahnya pun terletak dalam satu area terutama pura dan vihara yang terletak hampir berhadapan.
Tempat tinggal mereka pun dapat dilihat dari agama yang dianut. Nomun, jika menyangkut mosolah adot, mereka akan bekerja sama sebagai masyarakat suku Tengger tonpa membeda-bedakon agama yang mereka anut. Mereka hidup berdampingan dengan damai dan tentrom.
Selain di Desa Ngadas, toleransi umat beragama di kawasan Tengger juga terlihat di Desa Tosari. Di desa tersebut kehidupan antara masyarakat Hindu dan lslam berjalan rukun.
Pada saat perayaan Hari Raya Nyepi, seluruh kegiatan desa dihentikan sementara tanpa terkecuali. Masyarakat yang beragama lslam juga turut memadamkan cahaya dan hidup dalam keheningan sampai perayaan selesai.
Kehidupan bermasyarakat pada suku Tengger patut menjadi contoh bagi bangsa lndonesia. Meskipun berbeda-beda agama dan kepercayaannya, tetapi mereka hidup saling menghormati saat menjalankan ibadah masing-masing. Mereka juga tetap mau bekerja sama saat melaksanakan ritual adat.